Posts : 551 Age : 39 Location : Pasir Gudang Status : 'Hilang Secara Misteri' Joined : 2008-04-04
Subject: Untuk renungan Fri Aug 15, 2008 12:15 am
Seorang pekerja di projek bangunan memanjat ke atas tembok yang sangat tinggi. Pada suatu masa ia ingin menyampaikan pesan penting kepada seorang temannya yang ada di bawahnya. Pekerja itu berteriak-teriak, tetapi temannya tidak mendengarnya kerana suara bising dari mesin-mesin dan orang-orang yang bekerja, sehingga ushanya sia-sia saja.
Oleh kerana itu untuk menarik perhatian orang yang ada di bawahnya, ia mencuba melemparkan duit logam di depan temannya. Temannya berhenti bekerja, mengambil wang itu lalu bekerja kembali. Pekerja itu mencuba lagi, tetapi usahanya yang kedua pun memperoleh hasil yang sama. Tiba-tiba ia mendapat idea. Ia mengambil batu kecil lalu melemparkannya ke arah orang itu. Batu itu tepat mengenai kepala temannya, dan kerana merasa sakit, temannya menengadah ke atas? Sekarang pekerja itu dapat menjatuhkan catatan yang berisi pesannya.
Allah kadang-kadang menggunakan cubaan-cubaan ringan untuk membuat kita menengadah kepadaNya. Seringkali Allah melimpahi kita dengan rahmat, tetapi itu tidak cukup untuk membuat kita menengadah kepadaNya. Karena itu, agar kita selalu mengingat kepadaNya, Allah sering menjatuhkan "batu kecil" kepada kita.
Spawn Temenggung
Posts : 551 Age : 39 Location : Pasir Gudang Status : 'Hilang Secara Misteri' Joined : 2008-04-04
Subject: Re: Untuk renungan Fri Aug 15, 2008 12:24 am
Seorang guru sufi mendatangi seorang muridnya ketika wajahnya belakangan ini selalu tampak murung.
"Kenapa kau selalu murung, nak? Bukankah banyak hal yang indah di dunia ini? Ke mana perginya wajah bersyukurmu?" sang Guru bertanya.
"Guru, belakangan ini hidup saya penuh masalah. Sulit bagi saya untuk tersenyum. Masalah datang seperti tak ada habis-habisnya," jawab sang murid muda.
Sang Guru terkekeh. "Nak, ambil segelas air dan dua genggam garam. Bawalah kemari. Biar kuperbaiki suasana hatimu itu." Si murid pun beranjak pelan tanpa semangat. Ia laksanakan permintaan gurunya itu, lalu kembali lagi membawa gelas dan garam sebagaimana yang diminta.
"Coba ambil segenggam garam, dan masukkan ke segelas air itu," kata Sang Guru. "Setelah itu coba kau minum airnya sedikit." Si murid pun melakukannya. Wajahnya kini meringis karena meminum air asin.
"Bagaimana rasanya?" tanya Sang Guru.
"Asin, dan perutku jadi mual," jawab si murid dengan wajah yang masih meringis.
Sang Guru terkekeh-kekeh melihat wajah muridnya yang meringis keasinan.
"Sekarang kau ikut aku." Sang Guru membawa muridnya ke danau di dekat tempat mereka. "Ambil garam yang tersisa, dan tebarkan ke danau." Si murid menebarkan segenggam garam yang tersisa ke danau, tanpa bicara. Rasa asin di mulutnya belum hilang. Ia ingin meludahkan rasa asin dari mulutnya, tapi tak dilakukannya. Rasanya tak sopan meludah di hadapan mursyid, begitu pikirnya.
"Sekarang, coba kau minum air danau itu," kata Sang Guru sambil mencari batu yang cukup datar untuk didudukinya, tepat di pinggir danau.
Si murid menangkupkan kedua tangannya, mengambil air danau, dan membawanya ke mulutnya lalu meneguknya. Ketika air danau yang dingin dan segar mengalir di tenggorokannya, Sang Guru bertanya kepadanya, "Bagaimana rasanya?"
"Segar, segar sekali," kata si murid sambil mengelap bibirnya dengan punggung tangannya. Tentu saja, danau ini berasal dari aliran sumber air di atas sana. Dan airnya mengalir menjadi sungai kecil di bawah. Dan sudah pasti, air danau ini juga menghilangkan rasa asin yang tersisa di mulutnya.
"Terasakah rasa garam yang kau tebarkan tadi?"
"Tidak sama sekali," kata si murid sambil mengambil air dan meminumnya lagi. Sang Guru hanya tersenyum memperhatikannya, membiarkan muridnya itu meminum air danau sampai puas.
"Nak," kata Sang Guru setelah muridnya selesai minum. "Segala masalah dalam hidup itu seperti segenggam garam. Tidak kurang, tidak lebih. Hanya segenggam garam. Banyaknya masalah dan penderitaan yang harus kau alami sepanjang kehidupanmu itu sudah dikadar oleh Allah, sesuai untuk dirimu. Jumlahnya tetap, segitu-segitu saja, tidak berkurang dan tidak bertambah. Setiap manusia yang lahir ke dunia ini pun demikian. Tidak ada satu pun manusia, walaupun dia seorang Nabi, yang bebas dari penderitaan dan masalah."
Si murid terdiam, mendengarkan.
"Tapi Nak, rasa `asin' dari penderitaan yang dialami itu sangat tergantung dari besarnya 'qalbu'(hati) yang menampungnya. Jadi Nak, supaya tidak merasa menderita, berhentilah jadi gelas. Jadikan qalbu dalam dadamu itu
Spawn Temenggung
Posts : 551 Age : 39 Location : Pasir Gudang Status : 'Hilang Secara Misteri' Joined : 2008-04-04
Subject: Re: Untuk renungan Fri Aug 15, 2008 12:25 am
Sekumpulan alumni yang mempunyai kedudukan dan tahap yang tinggi dalam kerjaya mereka membuat perjumpaan di rumah professor yang mengajar mereka di Universiti dahulu.
Mereka berbual-bual dalam berbagai topik dan perbualan itu bertukar kepada rasa "stress" atau takanan yang mereka hadapi di tempat kerja ataupun kehidupan mereka.
Professor mereka masuk ke dapur dan kembali semula dengan sebuah teko besar berisi kopi dan bermacam jenis cawan dan gelas. Ada yang diperbuat dari porcelain, plastik, kaca, kristal. Ada yang kelihatan biasa dan ada yang kelihatan mahal.
Professor itu menyuruh mereka menuang sendiri kopi tersebut.
Setelah semua anak muridnya mengambil kopi masing-masing, professor itu berkata:
"Jika anda semua perasan, semua cawan yang cantik dan mahal telah diambil meninggalkan cawan yang biasa dan kelihatan murah. Adalah keadaan yang biasa anda semua mahukan yang terbaik dalam hidup anda tetapi itulah punca kepada masalah dan "stress" yang anda semua hadapi"
"Apa yang sebenar anda perlukan adalah kopi, bukan cawannya tetapi anda sendiri telah memilih untuk menganbil cawan yang terbaik. Dan lebih teruk dari itu, anda memerhatikan cawan yang diambil oleh orang lain."
Kehidupan adalah kopi, kerjaya, wang dan kedudukan anda dalam masyarakat adalah cawan tersebut. Cawan itu hanyalah alat untuk mengisi kandungannya iaitu kehidupan. Kehidupan tidak berubah hanya alatnya yang berubah. Kadangkala kita terlalu fokus kepada cawan yang kita pegang hingga kita gagal untuk menikmati kopinya.
Nikmatilah kehidupan yang ada...
apatz Darjah Setia Di Raja
Posts : 325 Age : 42 Location : keyel Status : baker bakery Joined : 2008-08-14
Subject: Re: Untuk renungan Fri Aug 15, 2008 2:35 am
~aku suka citer ahli sufi tu!
zam Bendahara
Posts : 5644 Age : 35 Location : Petaling Jaya Status : Married Joined : 2008-03-28
Subject: Re: Untuk renungan Wed Jan 07, 2009 11:27 am
bagus cite ni.. kita ni jarang ingt ALLAh bila senang...masa sakit baru ngadu kepada-NYA
mehatespink Temenggung
Posts : 2860 Age : 40 Location : sumwhere in malaysia Joined : 2008-04-03
Subject: Re: Untuk renungan Thu Mar 26, 2009 8:16 am
sama cam apat, suke cite yg sufi tu.
**menengadah??? pkataan dr crite 1.. maksud die menadah ke?? ke menengah rendah??? ark ark ark
zoulle Inspekter Sahab
Posts : 5286 Age : 43 Location : world wide web Joined : 2008-03-29
Subject: Re: Untuk renungan Thu Mar 26, 2009 8:36 am
untuk renung je ke ni? baca boleh tak?
mehatespink Temenggung
Posts : 2860 Age : 40 Location : sumwhere in malaysia Joined : 2008-04-03
Subject: Re: Untuk renungan Thu Mar 26, 2009 9:53 am
haip, kan org da ckp tok renungan. renung je suda la.
zoulle Inspekter Sahab
Posts : 5286 Age : 43 Location : world wide web Joined : 2008-03-29
Subject: Re: Untuk renungan Thu Mar 26, 2009 10:19 am
naik juling da mata ni merenung post tu.. ahakss..
zam Bendahara
Posts : 5644 Age : 35 Location : Petaling Jaya Status : Married Joined : 2008-03-28
Subject: Re: Untuk renungan Thu Mar 26, 2009 10:35 am
dah tau renungan je nape korang reply gak..renung je la..hehe
mehatespink Temenggung
Posts : 2860 Age : 40 Location : sumwhere in malaysia Joined : 2008-04-03
Subject: Re: Untuk renungan Thu Mar 26, 2009 11:10 am
kami kan mmg camni kozam oi.. kalo xpost, kan xde replies lak.